Searching...

Popular Posts

Thursday 31 January 2013

Heboh, Seorang Pria Mengaku Sebagai Nabi di Karanganyar

20:07
Heboh, Seorang Pria Mengaku Sebagai Nabi di Karanganyar - Kementerian Agama Karanganyar mendeteksi kemunculan seseorang yang diduga mengajarkan ajaran Islam tidak sebagaimana mestinya. Kepala Seksi Penerangan Masyarakat Kantor Kementerian Agama Karanganyar, Nurhadi, mengatakan seorang warga di Kecamatan Matesih menyelenggarakan pengajian dengan materi berbeda.

"Warga tersebut pengikut dari seorang warga Kecamatan Kerjo, Karanganyar, bernama Rohmad. Dulu Rohmad pernah mengaku sebagai nabi," katanya kepada Tempo, Kamis, 31 Januari 2013 pagi. Rohmad memulai aktivitasnya sebagai nabi sejak 1990-an.

Kemudian setelah Rohmad meninggal, tidak terdengar lagi kegiatan yang dirintis Rohmad. Baru akhir-akhir ini muncul kabar jika ada seorang pengikut Rohmad bernama Parmin yang meneruskan ajarannya. "Tapi kami belum sampai pada kesimpulan apakah Parmin tetap mengakui Rohmad sebagai nabi atau justru dia sendiri yang mengaku nabi," ujarnya.

Nurhadi mengatakan aktivitas pengajian biasanya dilakukan di sebuah masjid di Kecamatan Matesih. Peserta pengajian sekitar 50 orang yang berasal dari berbagai daerah di Karanganyar. Dia mengaku sulit mengetahui isi pengajian karena kelompok tersebut sangat tertutup terhadap orang luar. "Kalau di kehidupan sehari-hari, mereka berlaku seperti biasa. Tapi di keagamaan sangat tertutup," katanya.

Dia menyatakan sudah mengirim penyuluh agama Islam ke kelompok pengajian tersebut. Tujuannya untuk mengetahui letak penyimpangan yang dilakukan. "Kami akan melakukan pendekatan ke jemaah dulu. Kalau langsung ke pimpinannya sulit," ucapnya.

Penyuluh Kementerian Agama Karanganyar, Zuhaid, mengatakan sudah mulai mengumpulkan informasi seputar kegiatan kelompok tersebut. Informasi berasal dari mantan jemaah atau keluarga dari jemaah yang masih aktif.

"Informasi yang kami dapat, syahadat mereka lain. Bukan Muhammad Rasulullah, tapi diganti Rohmad Rasulullah," katanya. Kemudian soal berhaji, kelompok tersebut menyatakan tidak perlu ke Baitullah di Arab Saudi, tapi bisa diganti ke tempat lain seperti gunung Lawu.

Dia mengingatkan itu baru informasi sepihak. Masih perlu diklarifikasi dengan pimpinan jemaah pengajian tersebut. Zuhaid mengatakan kesulitan yang dihadapi karena majelis pengajian tidak berbentuk lembaga. Sehingga jika memang menyimpang, sulit membubarkannya. "Apa yang mau dibubarkan? Karena tidak ada lembaganya dan tidak ada namanya," ujarnya.

Langkah yang diambil adalah pembinaan agar pimpinan dan jemaah kembali menekuni ajaran Islam sesuai syariat | beritaonline.web.id

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.