Florida, Selama sepuluh tahun terakhir, banyak penelitian dan berita yang melaporkan bahwa video game action seperti Medal of Honor atau Unreal Tournament mampu meningkatkan kemampuan perseptual dan kognitif. Namun agaknya kabar itu perlu dipertanyakan kebenarannya.
Walter Boot, asisten profesor Departemen Psikologi Florida State University, kritis mengevaluasi penelitian-penelitian tersebut. Boot menjabarkan bahwa penelitian-penelitian selama sepuluh tahun terakhir yang menunjukkan manfaat bermain video game pada dasarnya cacat.
"Meskipun ramai diperbincangkan, pada kenyataannya hanya ada sedikit bukti bahwa game meningkatkan kemampuan berpikir," katanya seperti dikutip dari medicalxpress.com, Jumat (16/9/2011).
Ia melihat bahwa sejumlah penelitian yang mendukung unggulnya keterampilan para video gamer memiliki kelemahan metodologis. Banyak penelitian yang membandingkan kemampuan kognitif antara seorang video gamer dan bukan video gamer, kemudian menemukan bahwa video gamer lebih unggul.
Namun, Boot dan rekannya menunjukkan bahwa pengalaman bermain video game bukan berarti lantas berakibat pada kemampuan perseptual dan kognitif yang lebih baik. Bisa jadi bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk menjadi video gamer yang sukses tertarik begitu saja terhadap video game.
Boot dibesarkan dengan permainan video game. Pada awalnya, ia gembira mendengar penelitian yang mengklaim bahwa bermain video game action dapat meningkatkan kewaspadaan. Dia dan rekan-rekannya kemudian melakukan penelitian sendiri untuk mengetahui adakah kemampuan lain yang mungkin meningkat akibat bermain video game. Tetapi mereka tidak dapat menemukan pengaruhnya seperti yang ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
"Gagasan bahwa video game dapat meningkatkan kemampuan berpikir sebenarnya menarik karena mewakili salah satu kasus di mana kemampuan kognitif meningkat akibat latihan yang tidak dilakukan secara langsung. Tapi kami tidak menemukan manfaat dari latihan video game," ujar Boot.
Beberapa penelitian Boot tak hanya gagal mengulang kesimpulan yang sama pada temuan-temuan sebelumnya, tetapi memang tidak ada metode standar yang diperlukan dalam penelitian semacam ini.
"Jika Anda bermain game untuk meningkatkan kemampuan berpikir, Anda hanya akan membuang-buang waktu," kata Boot. "Bermainlah karena Anda menikmatinya, bukan karena mereka bisa meningkatkan kekuatan otak Anda," tutup Boot.
Popular Posts
-
Primbon Nogo Dino Menolak Pengaruh Hari Sial atau Hari Buruk Primbon Nogo dino dalam Primbon Indonesia dikenal sebagai Naga hari. Khusus ...
-
Peristiwa menghebohkan terjadi di Jalan Gunung Puntang Kampung Pasirhuni RT 03 RW 06 Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. ...
-
Ia selalu menyiapkan beberapa porsi busa di dalam tas sebagai camilan ketika bepergian. Sosok Adele, wanita 30 tahun asal Bradenton, Flo...
-
Sebuah patung polisi perempuan dengan pakaian anti huru-hara lengkap menuai kecaman di Jerman. Patung itu berukuran manusia, lengkap den...
-
Foto Hot: Masa Muda Yati Octavia Beredar Luas di Internet - Sejujurnya, meskipun usianya sudah tak muda lagi, sisa-sisa kecantikan di wajah...
-
Dina Apik / Dina Ala Input/Data tgl. Masehi : Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Bu...
-
Berikut ini adalah kumpulan Foto-foto Seronok HOT Anak SD Di China Jadi Foto Model Bikini. Parah Banget sumpah gan, masih kecil udah kay...
-
Tengku Dewi Putri (Penyiar Soccer Fever) Tengku Dewi Putri adalah seorang model dan juga host sebuah acara disalah satu stasiun TV swasta. ...
-
Della Puspita , artis selebritis yang kelahiran Kota Apel Malang ini lama nggak muncul. Membuat kangen juga ya, kemana dimana gerangan dia. ...
-
Shio Tikus 1900 | 1912 | 1924 | 1936 | 1948 | 1960 | 1972 | 1984 | 1996 | 2008 Jam Tikus: 23.00 - 00.59 Shio Tikus - O rang-ora...
Wednesday, 21 September 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.