Fakta Pemimpin PKI Madiun 1948, Musso: Ternyata Anak Kyai Terpandang - Bagi yang masih ingat pelajaran Sejarah semasa sekolah pasti masih ingat dengan “Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948” yang dipimpin oleh Muso. Tokoh kelahiran Kediri tahun 1897 ini amat ditakuti karena bersama pengikutnya pernah membantai banyak orang di Madiun yang tidak mau mengikuti ideologinya. Nah, fakta yang menarik adalah ternyata Muso adalah keturunan pendiri Pondok Pesantren Kapurejo, Pagu, Kediri. Ia adalah anak dari KH Hasan Muhyi yang menikah dengan Nyai Juru.
Sebagai anak seorang kiai dan berada di lingkungan pesantren sejak kecil, tentu saja Muso kecil rajin nyantri. Cerita ini disampaikan oleh KH Mohammad Hamdan Ibiq, pengasuh Ponpes Kapurejo, Pagu, Kediri. Menurut Gus Ibiq, sapaan Hamdan Ibiq, Muso selain masih keluarganya, juga pernah nyantri layaknya putra para kiai, penuturan ini berdasarkan cerita dari para leluhurnya.
“Tidak disebutkan jelas di mana dia nyantri, tapi berdasarkan keterangan kakek buyut saya, Musso merupakan anak yang cerdas kala dia nyantri," kata Gus Ibiq.
Hingga sekarang, pihak keluarga meyakini bahwa apa yang dilakukan Muso dengan gerakannya itu lebih pada pilihan politik, bukan ideologis. "Saya kira dia paham agama, apa yang dia lakukan semata untuk melawan Belanda,” tambah Gus Ibiq.
Adapun makam pendiri pesantren, KH Hasan Muhyo dan Nyai Juru keduanya berada di kompleks Pondok Pesantren Kapurejo yang berjarak 200 meter dari lokasi pesantren induk ke arah belakang. Makam KH Hasan Muhyi berjajar di antara makam keluarga lainnya, sedangkan makam Nyai Juru berada lebih atas dengan nisan batu layaknya nisan orang kuno. Ini adalah makan keluarga.
Posisi makam yang berbeda ternyata disebabkan Nyai Juru lebih dahulu meninggal dibandingkan KH Hasan Muhyi. Sebab berdasarkan silsilah keluarga KH Hasan Muhyi menikah sebanyak tiga kali.
Dari makam kedua orangtua Muso, dilakukan penelusuran menuju Desa Jagung yang berjarak kurang lebih 4 Km dari Ponpes Kapurejo dengan tujuan mencari rumah peninggalan orang tua Muso. Sebuah fakta mengejutkan, rumah di ujung desa tersebut sudah lenyap dan terganti dengan rumah-rumah baru sejak 5 tahun lalu. Sebab digambarkan sebelumnya rumah orang tua Muso adalah rumah berbentuk rumah tradisional srotong atau doro gepak yang terbuat dari kayu jati.
Di depan rumah Muso, ada pohon durian yang sangat besar, dan selalu berbuah lebat di setiap musim durian. Selain salah satu orang kaya dan terpandang, Nyai Juru selalu memberi perhatian kepada para tetangganya, salah satunya mengajak bermain ke rumahnya.
"Saya pernah main ke rumah itu saat saya masih kecil, namun saya tidak pernah bertemu Muso, sebab dia memang jarang pulang. Saya pun hanya mendapatkan cerita, Muso sesekali pulang menjenguk ibunya (Nyai Juru) yang sedang sakit. Di saat Muso pulang itu biasanya ada penggerebekan, namun dia selalu lolos, penggerebekan itu lebih karena karena ketokohannya," kata Nur Hasan (85) salah seorang warga di Desa Jagung.
Gambaran perjalanan Muso akhirnya diteruskan kepada sumber lain yang masih hidup yakni Ustaz Nurudin (85) warga Dusun Santren Desa Jagung Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri. Menurutnya, KH Hasan Muhyi dulu juga sempat membuat pesantren di wilayah Dusun Santren, Desa Jagung, Kecamatan Pagu.
"Pesantrennya hanya berbentuk langgar angkringan (mushola bambu) tepatnya tahun berapa saya ndak paham, cuman bapak saya bilang tahun 1926 sudah ada. Saat membangun pesantren itu, KH Hasan Muhyi didampingi beberapa temanya sesama pelarian pasukan Diponegoro, yakni Ki Martojo, Ki Sanan Kemat, Mbah Awi, dan Mbah Mantari," kata Ustaz Nuruddin.
Dan pada tahun 1954, KH Hasan Muhyi memindah pesantrennya ke Kapurejo, Pagu, setelah sebelumnya mendapatkan wisik bahwa pesantren yang dibangunnya tersebut akan terkena lahar Gunung Kelud. Pemindahan akhirnya kejadian pada tahun 1964 atau tepat sepuluh tahun setelah mendapatkan petunjuk.
"Karena semua terlalap lahar dingin Gunung Kelud, akhirnya mushola itu dibangun permanen pada tahun yang sama dan pada perkembangannya sekitar tahun 1980 an mushola itu dibangun menjadi masjid hingga saat ini," kata Nurudin.
Popular Posts
-
Foto Hot: Masa Muda Yati Octavia Beredar Luas di Internet - Sejujurnya, meskipun usianya sudah tak muda lagi, sisa-sisa kecantikan di wajah...
-
Primbon Nogo Dino Menolak Pengaruh Hari Sial atau Hari Buruk Primbon Nogo dino dalam Primbon Indonesia dikenal sebagai Naga hari. Khusus ...
-
11 Film Bioskop Jadul Yang Bertemakan Mesum - Tahukah anda bahwa film-film jaman dulu sebagian besar berkonotasi yang mengarah kepada konte...
-
Peristiwa menghebohkan terjadi di Jalan Gunung Puntang Kampung Pasirhuni RT 03 RW 06 Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. ...
-
Sebuah patung polisi perempuan dengan pakaian anti huru-hara lengkap menuai kecaman di Jerman. Patung itu berukuran manusia, lengkap den...
-
Ia selalu menyiapkan beberapa porsi busa di dalam tas sebagai camilan ketika bepergian. Sosok Adele, wanita 30 tahun asal Bradenton, Flo...
-
5 Artis Porno Paling Gemuk Di Dunia 5 Artis Porno Paling Gemuk Di Dunia - Artis porno rata-rata mempunyai tubuh ideal cenderung kurus. U...
-
Della Puspita , artis selebritis yang kelahiran Kota Apel Malang ini lama nggak muncul. Membuat kangen juga ya, kemana dimana gerangan dia. ...
-
Artis Asia Mandarin yang Sempat Ngetop karena Main Film Dewasa xxx Beberapa dari anda mungkin tidak tahu ada artis mandarin yang sempat nge...
-
Entah benar apa nggak mereka ini anak SMA. Yang jelas cewek dalam foto-foto hot ini mengenakan seragam SMA. Ironis memang. Sekarang ini de...
Monday, 1 April 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)




0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.